Senin, 29 Januari 2018

Mereka

Orang yang memilih hidupnya untuk berstatus single dalam beberapa tahun ke depan dalam hidupnya bukan soal dia tidak laku ataupun tidak tertarik lawan jenis, bukan. Terkadang memang orang ini yang berusaha mengejar hal lain yang menjadi fokusnya sehingga terkesan mengesampingkan hal lain di luar fokusnya.

Namun, di zaman ini aku menemukan beberapa orang yang dalam hal ini hanya ingin menempuh cara legal (baca: halal) menurut keyakinannya. Kalau tidak single ya berarti melamar dan menikah. Tidak ada istilah pacaran sebelum menikah atau hubungan tanpa status. Di zaman ini tidak asing kan menemukan orang seperti ini? Barangkali dulu jarang, mungkin. Sekarang hal ini selain kita bisa saksikan di dunia nyata, bisa kita tonton juga di layar kaca. Mungkin masih terbatas pada film religi seperti Ayat-Ayat Cinta 1 & 2, Ketika Cinta Bertasbih 1 & 2, dan beberapa film lainnya yang aku lupa judulnya. Artinya, harusnya secara relatif hal ini tidak asing lagi menurut sebagian kita.

Pernahkah terpikir apa sih yang menjadi motivasi mereka untuk menempuh jalan itu dan menghalangi diri mereka sendiri dari dinamika pacaran pada umumnya. Mengapa mereka begitu membatasi dirinya terhadap lawan jenis seperti tidak bersentuhan, berduaan, atau berkencan?

Pernah kutanyakan dan jawaban pertama mereka adalah mereka ingin mematuhi perintah Tuhan mereka. Oke, untuk hal itu aku tak dapat mengomentarinya. Bukankah religius adalah jatidiri bangsa Indonesia yang tertulis pada sila pertama Pancasila "Ketuhanan Yang Maha Esa"?

Pertanyaan kulanjutkan. Apa enaknya sih menempuh jalan seperti ini? Menahan diri dari yang diinginkan oleh diri pada umumnya. Apa enaknya mereka tidak berpacaran dan menikmati masa mudanya dengan percintaan? Jawaban mereka membuatku antara kagum dan heran. Mereka membuat sebuah permisalan puasa. Memang aku bukan orang yang taat-taat banget dalam beragama namun setidaknya aku pernah merasakan apa itu puasa dari fajar hingga sore berakhir. Mereka mengatakan ibaratnya yang mereka lakukan (membatasi interaksi terhadap lawan jenis, tidak berpacaran sebelum nikah, dsb.) adalah puasa. Aku pernah merasakan puasa dan memang rasanya tidak enak bila tidak biasa karena harus menahan lapar dan haus.

Hal yang paling enak dan ditunggu-tunggu dari puasa adalah saat berbuka puasa! Makanan dan minuman apapun akan terasa sangat lezat saat berbuka puasa. Nah, mereka mengibaratkan bila nanti mereka sudah menikah artinya mereka berbuka puasa. Hal-hal yang mereka tahan selama 'puasa' akan mereka lakukan hanya dengan pasangannya untuk pertama kalinya dan mereka bilang dari pengalaman para pendahulu mereka bahwa keindahannya dan kenikmatnya akan jauh lebih terasa indah dibanding orang yang tidak pernah melakukan sebelumnya (karena sekali lagi, ini pengalaman pertama mereka). Hal-hal yang khusus mereka lakukan ke pasangannya juga adalah hal pertama yang mereka lakukan dalam hidupnya. Tidak ada laki-laki atau perempuan lain yang mendahului pasangan mereka. Hmm, romantis ya.

Sekarang, aku mulai paham mereka. Alangkah indahnya jika aku bisa termasuk golongan mereka.

Bekasi, 29 Januari 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

/