Jumat, 19 Januari 2018

Kata Ganti Bahasa Arab (ضمير)



Alhamdulillah, akhir-akhir ini penggunaan bahasa Arab makin banyak yang terselipkan di percakapan kita. Jika ditelaah kembali sejak dahulu sangat banyak kosa kata bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Arab. Sebut saja Majelis Permusyawaratan Rakyat, setiap kata pada frasa itu adalah serapan dari bahasa Arab. Akhir-akhir ini juga kita bisa dengar ungkapan 'syukran' (شُكْرًا) yang artinya terima kasih dan 'afwan' (عَفْوًا) yang artinya maaf atau juga bisa jawaban dari terima kasih. Lalu ada juga penggunaan ungkapan 'jazakallahu khairan' (جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا) yang artinya semoga Allah membalasmu kebaikan atau 'syafakallah' (شَفَاكَ اللهُ) yang artinya semoga Allah menyembuhkanmu. Penggunaan ungkapan ini bukan berarti kearab-araban dan tidak bangga bahasa sendiri, bukan. Penggunaan ungkapan ini memang doa yang Nabi ajarkan.

Namun, terkadang terjadi kesalahan pada penggunaan ungkapan ini terutama pada kata ganti (pronoun). Hal ini biasanya karena kekurangpahaman atau memang tidak mengetahui sama sekali tata bahasa Arab. Tata bahasa Arab memang sangat kompleks. Ada 14 kata ganti dalam bahasa Arab dan setiap berbeda posisi maka berubah juga bentuknya. Jika ingin belajar 14 kata ganti berikut dengan perubahannya bisa baca di sini. Selamat belajar!

"Hmm, kok ribet banget dan gak praktis sih."

Oke, mari kita pelajari prakteknya langsung ya. Di grup ada yang mengumumkan bahwa ada SATU teman kita LAKI-LAKI sedang sakit. Apa yang kita ucapkan? Ucapkan 'syafaHUllah' (شَفَاهُ اللهُ).

Apabila yang sakit PEREMPUAN berjumlah SATU maka ucapkan 'syafaHAllah' (شَفَاهَا اللهُ).

Jika ada DUA yang sakit terlepas siapa mereka berdua ucapkan 'syafaHUMAllah' (شَفَهُمَا اللهُ).

Jika yang sakit LEBIH DARI DUA LAKI-LAKI ucapkan 'syafaHUMUllah' (شَفَاهُمُ اللهُ).

Jika yang sakit LEBIH DARI DUA PEREMPUAN ucapkan 'syafaHUNNAllah' (شَفَاهُنَّ اللهُ).

Oh iya, tujuan huruf yang dibesarkan adalah fokus di kata ganti itu dan ini baru kata ganti orang ketiga (orang lain) loh hehe belum kata ganti orang pertama (diri sendiri) dan orang kedua (lawan bicara).

Jika ingin menyebut nama orang yang ingin didoakan langsung saja tanpa menggunakan kata ganti 'syafallahu ....(sebut namanya)' (شَفَى اللهُ.....).
Setelah ini silakan bisa dikiaskan ke ungkapan yang lain seperti 'jazaHUllahu khairan' (جَزَاهُ اللهُ خَيْرًا) atau 'jazaHAllahu khairan' (جَزَاهَا اللهُ خَيْرًا).

Selanjutnya, pada ungkapan 'jazakallahu khairan' (جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا). Terkadang kita menemukan 'jazakallahu khair'. Ini kurang tepat karena seharusnya ada harakat fathah tanwin pada akhir kata 'khair'. Hal ini karena kata 'khairan' berposisi sebagai objek sehingga manshub dan tanda manshubnya adalah fathah. Kadang juga kita menemukan orang hanya mengucapkan 'jazakallah' (semoga Allah membalasmu) tanpa melanjutkan objeknya. Kita paham maksud orang itu mengucapkan semoga Allah membalasmu kebaikan namun ada baiknya kita mengucapkannya lengkap. 'Jazakallahu khairan' (جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا).

Paragraf sebelum ini hanyalah selingan karena tidak membahas kata ganti hehe. Mari kita lanjut membahas kata ganti orang kedua (lawan bicara) dan kata ganti orang pertama (diri sendiri).

Kita ingin berterima kasih kepada lawan bicara kita SATU LAKI-LAKI maka ucapkan 'jazaKAllahu khairan' (جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا).

Jika kepada SATU PEREMPUAN maka ucapkan 'jazaKIllahu khairan' (جَزَاكِ اللهُ خَيْرًا).

Jika kepada DUA ORANG terlepas siapa mereka maka ucapkan 'jazaKUMAllahu khairan' (جَزَاكُمَا اللهُ خَيْرًا).

Jika kepada LEBIH DARI DUA LAKI-LAKI maka ucapkan 'jazaKUMUllahu khairan' (جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا).

Jika kepada LEBIH DARI DUA PEREMPUAN maka ucapkan 'jazaKUNNAllahu khairan' (جَزَاكُنَّ اللهُ خَيْرًا).

Jika kepada DIRI SENDIRI (AKU) maka ucapkan 'jazaNIllahu khairan' (جَزَانِي اللهُ خَيْرًا).

Jika kepada KAMI (bedakan kami dan kita) maka ucapkan 'jazaNAllahu khairan' (جَزَانَا اللهُ خَيْرًا).

Jika ingin menyebut nama orang yang ingin diucapkan terima kasih langsung saja tanpa menggunakan kata ganti 'jazallahu (sebut namanya) 
khairan' (جَزَى اللهُ ..... خَيْرًا).

Setelah ini, silakan bisa dikiaskan ke ungkapan yang lain seperti 'syafakallah' (ُشَفَاكَ الله) dan 'syafakillah' (شَفَاكِ اللهُ).

Oh iya, ini baru kata ganti jika berposisi sebagai objek setelah kata kerja. Beda lagi ceritanya kalau kata ganti menjadi subjek yang menempel pada kata kerja. Memang ilmu ini masih sangat luas. Belajar terus yuk!

Semoga setelah membaca tulisan ini, kesalahan dalam penggunaan ungkapan bahasa Arab terutama yang ada kata gantinya dapat diminimalisir.

Jatiasih, 19 Januari 2018
Bukhori Ahmad Muslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

/