Selasa, 23 Januari 2018

Meninggalkan Zona Nyaman

Kenyamanan adalah sesuatu yang dicari oleh banyak orang. Banyak orang yang berharap nyaman dengan hidupnya, nyaman dengan seseorang (walau ini kadang muncul sendiri tanpa diharapkan), dan nyaman-nyaman yang lain. Namun, aku menemukan ada orang yang tak ingin berlama-lama merasa nyaman. Setiap dia sudah mulai merasa nyaman dengan sesuatu, dia memutuskan untuk mencoba hal baru meninggalkan rasa nyamannya. Orang macam apa itu?

Saat kutanyakan mengapa dia meninggalkan zona nyaman dia menjawab bahwa dia ingin terus berkembang. Rasa nyaman terhadap sesuatu terlalu lama menurutnya dapat menghambat perkembangan. Bagaikan pesawat yang sudah 'nyaman' di bandara, agar terbang dia harus meninggalkan zona nyamannya di bandara dan melewati awal dari critical eleven* saat lepas landas. Begitupula saat sudah 'nyaman di udara, agar sampai tujuan harus merasakan guncangan saat mendarat. Kita tidak bisa selamanya hidup di zona nyaman. Ada kalanya ketidaknyamanan mewarnai hidup kita agar kita tidak lupa apa itu rasa nyaman dan diri kita dapat melesat berkembang.

Ditulis untukmu yang sedang merasakan ketidaknyaman dalam hidup atau memang sengaja meninggalkan zona nyaman, yakinlah ini jalan suksesmu.

Jatiasih, 23 Januari 2018
Bukhori Ahmad Muslim

* Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah critical eleven, sebelas menit paling kiritis di dalam pesawat—tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing—karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It's when the aircraft is most vulnerable to any danger. (Sinopsis Critical Eleven)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

/