Jumat, 30 Desember 2016

Liburan Panjang

Tak terasa diriku sekarang sudah di bangku perkuliahan, padahal rasanya baru kemarin blog ini dibuat di bangku sekolah dasar. Ada beberapa hal yang berbeda di bangku perkuliahan (namun tidak semua universitas dan fakultas) jika dibandingkan dengan bangku sekolah, salah satunya adalah liburan. Alhamdulillah usai semester pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, ada liburan buat diriku ini terhitung dari selesai Objective Structured Clinical Examination (OSCE) pada tanggal 22 Desember 2016 (padahal diri ini masuk kelompok yang OSCE paling akhir untuk semester 1) hingga Februari entah tanggal berapa (masih belum jelas entah mungkin diriku saja yang belum tahu).
Sebenarnya liburan yang panjang ini memiliki tujuan, yaitu untuk memberi kesempatan para mahasiswa yang masih belum lulus di mata kuliahnya. Jadi di awal Januari (3-6) ada remedial untuk Ujian Blok (UB) dan OSCE. Apabila pada remedial belum lulus juga maka mahasiswa dipersilahkan untuk mengambil semester pendek. Adapun semester pendek yang ada di FK UNS adalah antara semester ganjil dan semester genap (bukan sebaliknya seperti di beberapa universitas lain). FYI, di program studiku ini nilai minimal untuk lulus adalah 70 (B). Oleh karena itu, remedial bukan hal yang asing di prodiku ini.
Nah alhamdulillah, berkat pertolongan Allah, diriku ini untuk semester ini sama sekali tidak terkena kewajiban untuk remedial Field Lab, UB maupun OSCE alias lulus walau itu belum menunjukkan apakah diri ini lulus semua di mata kuliah semester ini karena menunggu hasil dari Course Biomedik Dasar (1 SKS) yang apabila belum lulus juga maka bisa dilanjutkan di semester pendek. Belum lega diri ini mengingat pada course itu diri ini remed 2 dari 3 responsi. Namun ini sungguh anugerah dari Allah yang luar biasa untuk diri yang terseok-seok di saat-saat kuliah di mana diri ini tidak asing apabila terkena inhall, refrat, dan remedi responsi.
Masih asing dengan istilah seperti Field Lab, UB, OSCE, inhall, refrat, responsi dan sistem pembelajaran di FK? Doakan saja diri ini bisa menggunakan liburan ini dengan sebaik-baiknya mungkin salah satunya dengan sharing pengalaman di blog ini.

Senin, 03 Oktober 2016

Motivasi & Rencana

Salah satu rangkaian Masa Orientasi Berjenjang 2016 di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret adalah Masa Bimbingan SPHENOID (Supervision Period to Help and Empower New Students to Become Incredible Doctors) 2016. Salah satu tugas di masa bimbingan ini adalah membuat Buku Rencana Kerja (BRK). Salah satu tujuannya adalah agar terbiasa membuat BRK untuk laboratorium-laboratorium nantinya.
Cover

Nah, ada juga penugasan untuk menulis motivasi masuk FK UNS, rencana tahun pertama, dan rencana jangka 10 tahun. Sepertinya ini pas lah buat blog pribadi ini. Ada baiknya share saja di sini. Enjoy my own font!












Walakhir, cover belakang...
Bukhori, Livvy, Ilyas, Dimas
Vindy, Marda, Farah, Balqis, Febi, Ulfah, Yaya, Arum

Melenceng

Senin, 9 Mei 2016 Jam 13.00 WIB (GMT +7)
Pengumuman SNMPTN 2016

Inilah hari yang mengubah diriku, pada detik itu Allah menakdirkan diriku untuk diterima di Kedokteran UNS (Universitas Sebelas Maret). Masih teringat saat itu diriku sedang di kelas GO untuk mengikuti bimbingan belajar persiapan SBMPTN. Saat itu pelajaran Bahasa Inggris yang dimulai setengah jam sebelum pengumuman. Sejak berangkat menuju tempat bimbel pikiranku sudah tidak tenang, harap-harap cemas menunggu pengumuman. Saat di kelas pun saya tidak fokus mendengatkan pembahasan soal-soal SBMPTN. Sembari memperhatikan penjelasan tutor dengan tidak fokus, saya berulang kali mencoba membuka dan terus refresh pengumuman.snmptn.ac.id dan mirror-mirrornya hingga akhirnya pada tepat pukul 13.00 saya membuka (kalau tidak salah) snmptn.its.ac.id lalu memasukkan NISN dan tanggal lahir maka muncullah gambar ini.
Baru berhasil screenshot 2,5 jam kemudian hehehe


Alasan saya saat pendaftaran memilih program studi ini di universitas ini adalah saya saat itu melihat ada kesempatan kemudahan masuk untuk para penghafal Alquran di UNS. Saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Program studi yang membuat saya tertarik dari UNS hanya kedokteran. Dengan beberapa pertimbangan, akhirnya saya mendaftar di program studi ini. Saya akan membahas tentang barakah Alquran yang saya rasakan akhir-akhir ini di post selanjutnya.
Sebenarnya ini bukan hal yang saya bayangkan bertahun-tahun yang lalu. Dahulu saat masih di madrasah aliyah, saya berkeinginan untuk masuk fakultas teknik. Tidak main-main, dulu saya targetkan Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung. Namun qadarullah wamasya'a fa'ala Allah menakdirkanku untuk menjadi mahasiswa program studi kedokteran Fakultas Kedokteran UNS. Cerita saya bisa sampai di sini cukup unik dan saya rasa teman-teman saya pun juga unik-unik pula ceritanya.
Dahulu, saya tidak berkeinginan untuk menjadi dokter karena melihat ada saudari saya yang sekarang menjadi residen (dokter yang sedang menempuh pendidikan spesialis). Saya melihat dirinya terlalu sibuk. Dapat jadwal jaga malam, sampai di rumah langsung tidur karena capeknya, bahkan anaknya lebih banyak mbahnya yang mengurus sampai-sampai kalau anaknya nangis tidak berteriak "Ibuuu-ibuu" dsb tapi "Yang Utiii, Yang Utii" (maksudnya Eyang Putri yang dalam bahasa Jawa artinya nenek). Melihat hal itu saya semakin yakin untuk tidak ingin menjadi dokter. Saya pun merasa passion saya di fisika dan matematika apalagi yang bisa diterapkan di dunia nyata. Saya pun makin mantap untuk berencana melanjutkan studi di fakultas teknik. Ditambah saya melihat banyak di keluarga saya yang lulus fakultas teknik sekarang sudah mapan hidupnya tanpa perlu sesengsara saudari yang berprofesi dokter (sebentar lagi akan menjadi dokter spesialis aamiin). Alhamdulillah abi saya seorang insinyur sipil bisa menghidupi keluarga dengan berkecukupan dan profesinya tidak menyita waktu beliau untuk bersama keluarga. Adiknya abi saya yang biasa saya panggil 'Om', seorang lulusan teknik sipil yang satu almamater dengan masnya (abi saya sendiri) sekarang kariernya sudah meleihi masnya sendiri, sekarang sudah menjadi direktur di salah satu BUMN. Sangat banyak keluarga saya yang lulusan fakultas teknik terutama di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan sekarang sepanjang pengamatan saya hidupnya secara materi berkecukupan dan hidupnya tidak terlalu tersita oleh profesinya (setidaknya tidak separah dokter). Hal ini yang membuat saya semakin yakin untuk melanjutkan studi di fakultas teknik. Bahkan dulu saya bercita-cita seperti Presiden Republik Indonesia yang ketiga, Pak Habibie. Saya dahulu sampai menargetkan kuliah di Jerman sambil menjadi Imam atau berdakwah di sana. Tetapi manusia boleh berencana, Allah yang menentukan.
Pernah saat dahulu di zaman madrasah aliyah saya merasa saya merasakan bahwa saya seperti 'digiring' untuk masuk ke fakultas kedokteran. Saya senang di bidang fisika dan matematika tapi saat ikut olimpiade malah diarahkan ke biologi dan alhamdulillah saya mentok di tingkat provinsi. Saya juga terajak untuk merenung: di keluarga besarku sudah banyak sekali lulusan fakultas teknik. Mungkin ini saatnya untuk berbagi profesi. Saya tiga bersaudara: masku di FEB UGM dan mbakku di Teknik Mesin ITS. Saya berpikir agar kami tiga bersaudara masuk ranah profesi yang berbeda satu sama lain.
Tentu setiap pilihan memiliki konsekuensi. Termasuk hal yang terpikir olehku sesaat setelah pengumuman adalah sepertinya target untuk menikah bisa mundur. Untuk menjadi dokter harus melewati masa pre-klinik (Sarjana Kedokteran) paling cepat 7 semester (3,5 tahun), pendidikan profesi dokter kalau tidak salah di UNS paling cepat 4 semester, dan terakhir harus lulus Ujian Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (UKMPPD, semacam ujian nasional tapi untuk dokter muda). Setelah melewati itu semua baru disumpah menjadi dokter umum dan disematkan di awal namanya gelar 'dr.' (dokter). Namun jangan bayangkan jika disumpah menjadi dokter langsung bisa membuka praktik mandiri. Masih ada program yang harus dijalani lagi agar bisa berhak membuka praktik mandiri yaitu internship (magang) selama setahun. Untuk saat ini, bantuan biaya hidup untuk para dokter yang sedang menjalani internship adalah 2,5 juta rupiah dan itupun masih dipotong pajak. Jadi hitungan kasarnya untuk menjadi dokter yang dapat praktik mandiri PALING CEPAT adalah 3,5 + 2 + 1 = 6,5 tahun. Semoga saya tidak perlu selama ini untuk menikah hehehe.

Selasa, 05 Juli 2016

Ka, boleh sharingnya? Saya thn depan mau daftar FK tp saya butuh informasi lebih banyak lagi.. Syukran

Afwan pertanyaannya sampe ngendep sebulan lebih 😂
mau daftar FK? pasti kalo daftar pengen lulus kan? coba perhatikan beberapa hal:
persiapin diri dari sekarang dari segi akademik! setau ane, di mana2 pendidikan dokter atau kedokteran itu jurusan yang paling sulit untuk ditembus (CMIIW) dari perguruan tinggi. gambaran ekstremnya, FK UNPAD via SNMPTN tahun ini peminatnya 6000 lebih tapi yang diterima hanya 125. nah, persiapin diri dari sekarang, jangan ditunda2 lagi. UN aja kalo dipersiapkan pas semester terakhir aja udah ga mudah. apalagi ujian seleksi masuk PTN (contohnya: SBMPTN) yang soalnya berlipat2 lebih sulit dari UN (SERIUS!). persiapkan diri dari sekarang, matangkan dasar2 pelajaran eksak biar nanti pas dah deket2 SBMPTN ga keteteran ketemu soal dikembangin sedemikian rupa.
persiapkan kemungkinan terburuk. maksudnya kemungkinan terburuk adalah ga lolos di jalur undangan dan harus ikut jalur tulis. jangan terlalu berharap dengan jalur undangan karena bisa bikin males belajar. lebih baik belajar yang giat mempersiapkan jalur tulis karena nanti kalau memang keterima di jalur undangan إن شاء الله ga rugi.
biasanya kan yang ditakuti kalo masuk kedokteran kan biayanya. sering ane ditanya, "berapa uang masuknya?" alhamdulillah sekarang PTN kalau masuk lewat jalur biasa (SNMPTN & SBMPTN) ga ada uang pangkal. sekarang (dan sudah mulai beberapa tahun yang lalu) sistemnya uang kuliah tunggal (UKT) yang disesuaikan dengan keadaan ekonomi keluarga mahasiswa. untuk kedokteran UNS sendiri ane perhatiin temen2 ada yang kena 1/2, 1, 6 koma, 10 koma, 13 koma, 17 koma, 19 koma, 21 koma, sampai 24 koma persemesternya (dalam juta). emang sih kalo dibanding sama jurusan lain lebih mahal, tapi ini jauh lebih mending dari PTS yang uang masuknya ratusan juta 😂 kalo emang ga mampu, daftar aja bidikmisi. udah gratis dikasih uang saku lagi. jadi sekarang jangan begitu mikirin biaya, mikirin gini aja: harus giat belajar biar nanti kuliah ga dapet yang mahal (baca: dapet PTN).

yang memotivasi lu apa sih bub? emang kalo udah gede lu mau jadi apa?



ini pertanyaan dua tahun yang lalu 😂 yang nanya sekarang udah deactive account

pas ane pikir sekarang ane bingung apa ya yang dulu memotivasi ane. sebenernya ini semua taufik dan nikmat dari Allah yang kelak harus dipertanggungjawabkan😭 tanpa taufik-Nya, ya gak bakal gini.

الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله

pas ane tes MBTI di Isy Karima awal tahun ini, ane tersadarkan bahwa ane orangnya gak mau kalah dan disaingi di bidang yang ane pikir ane bisa. mungkin itu salah satu motivasi ane. nah salah satu strategi biar ga kalah biasanya ane dah masang target, nanti kalo lagi bosen sama yang lagi dijalanin inget target & tujuan aja. gitu sih cara orang yang berkepribadian ENTJ.
.
.
intinya sih dulu ane mau jadi ilmuan yang paham ilmu alam dan agama. dulu kebayangnya ane jadi insinyur gitu, pengen masuk fakultas teknik karena tertarik banget sama matematika fisika. namun setelah banyak pertimbangan ane juga daftar kedokteran juga. salah satu pertimbangannya: keluarga besar ane udah banyak banget yang di teknik, baru satu doang yang dokter. akhirnya ane berkeputusan untuk daftar di kedokteran dan teknik (fisika). biar Allah yang milihin buat ane, qodarullah dapetnya kedokteran. ya kalo gini ane pengennya jado dokter yang bermanfaat banget bagi ummat kayak Eyang dr. Tunjung Soeharso, Sp.OT رحمه الله (dokter spesialis tulang di Solo yang membangun Isy Karima).

Perubahan Zaman

Zaman telah berubah. Saat awal ane mengenal internet sekitar sepuluh tahun yang lalu, media sosial yang banyak dipakai adalah Friendster. Lalu tahun berganti dan Facebook menggantikannya. Maka sekarang Facebook pun terasa lebih sepi dibanding dahulu, sejak era WhatsApp dan Line menjajah. Begitu pula wadah menulis ane, blog ini sudah lama ane tinggal karena terlalu asyik di ask.fm. Agar blog ini tetap berlanjut, mungkin beberapa jawaban pilihan ane di ask.fm akan menghiasi blog ini.
Oh iya, ini malam lebaran. Sedih harus berpisah ramadan dan sedih mengenang malam takbiran tahun lalu yang diisi oleh takziah.
Ane mohon maaf kepada pembaca bila masih banyak salah kata di blog ini, adiknya, maupun kehidupan sesungguhnya. Semoga Allah menerima amal ibadah kita.
تقبل الله منا ومنكم

Senin, 25 Januari 2016

Prinsipku sebagai Lelaki (Part 1)

Aku minta maaf jika kamu menganggapku tidak memperhatikan lawan bicara karena tidak menatap mata dan pandangan entah ke bawah entah ke samping. Aku tak mungkin menatapmu terus-menerus sepanjang kita bicara. Cukup di awal aku memanggilmu dan menatapmu di awal saja bahwa aku memang mau bicara denganmu. Aku lakukan ini bukan karena aku merendahkanmu, justru ini carakulah untuk memuliakan per-empu-an. Yakinlah walau kau merasa biasa saja tapi tidak dengan diriku. Entah kau memang sudah cantik dari sananya atau setan yang menghiasimu. Aku tak ingin menikmati wajah yang belum halal untukku.

Inilah prinsipku sebagai lelaki, makhluk visual. Aku akan terus menjaga diriku, Aku akan terus berusaha menjaga pandanganku. Mungkin saat mentapmu terasa indah apalagi saat pandangan kita bertemu, berjuta rasa terasa dan sulit diungkap oleh kata. Namun beberapa saat setyelah itu aku baru sadar bahwa ini tak beda dengan narkoba. Ada efek sakaw jika tidak diulang kembali. Kau tahu bagaimana rasa sakaw? Aku tak tahu rasanya kecuali yang disebabkan oleh pandangan. Memang rasa 'sakaw' akan hilang sedikit demi sedikit dengan beriringnya waktu, namun bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?

malam senin 24 januari 2015 di kelas XII sela-sela ikhtiar dengan belajar mengerjakan soal-soal standar SBMPTN.
/