Kamis, 25 Mei 2017

H-1 Ramadan

"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an," (QS. Al-Baqarah (2) : 185)

Tak terasa malam ini adalah malam terakhir bulan Sya'ban dan maghrib esok hari sudah masuk bulan Ramadan. Pernahkah terpikir mengapa pada ayat ini (2:185) Allah memilih diksi (pilihan kata) Al-Quran padahal Al-Quran sendiri memiliki banyak nama dan pilihan kata seperti Al-Kitab (contoh paling mudahnya di 2:2), Al-Furqon (buka saja awal surat Al-Furqon), dan masih banyak lagi. Pernahkah kita men-tadabbur-i ayat ini?

Allah menggunakan diksi 'Al-Qur'an' alih-alih Al-Kitab (buku), Al-Furqon (pembeda), Al-Huda (petunjuk), atau yang lainnya pada ayat ini bukanlah tanpa hikmah. Mari kita kaji kembali ke arti secara bahasa. Al-Qur'an secara harfiah/bahasa adalah bacaan. Seakan ini isyarat bahwa pada bulan Ramadan adalah waktu yang sangat dianjurkan untuk membaca, membaca Al-Qur'an tentunya.

Para pendahulu kita sudah memberi banyak teladan yang sangat keren dalam memperbanyak tilawah Al-Qur'an di bulan Ramadan. Sebut saja Imam Asy-Syafi'i rahimahullah mengkhatamkan Al-Qur'an ENAM PULUH (60) kali di bulan Ramadan. Juga ada Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu yang SETIAP HARINYA khatam Al-Qur'an di bulan Ramadan.

Lalu pertanyaannya, bagaimana dengan kita? :(
Sudahkah kita memiliki target berapa kali khatam tilawah Al-Qur'an pada Ramadan kali ini? Yuk di Ramadan tahun ini kita khatam tilawah Al-Qur'an minimal banget sekalii aja kalau bisa lebih dari itu :)
Siapa yang tahu barangkali ini Ramadan terakhir dalam hidup kita?

"Maka tidakkah mereka menghayati (tadabbur) Al-Qur'an ataukah hati mereka sudah terkunci?" (QS. Muhammad (47) : 24)

KUA, 25 Mei 2017 M malam 30 Sya'ban 1437 H
Bukhori Ahmad Muslim

Komitmen

Biasanya di setiap wawancara untuk kepanitian, organisasi, atau semacamnya kita ditanya komitmen kita. Menjawab saya siap berkomitmen juga ada yang menambahkan alasan-alasan agar terlihat meyakinkan memang sangatlah mudah dan itu hanya berlangsung beberapa detik saja. Namun, komitmen tidak berhenti di detik itu saja. Komitmen akan terus mengikat hingga amanah itu purna ditunaikan.

Jika kita mengemban amanah lalu terasa malas untuk menunaikannya, ingatlah komitmen yang pernah kita buat. Bukankah dahulu kita dahulu sudah memiliki kesempatan untuk tidak mengambil amanah itu? Jika kita dahulu sudah memilih untuk mengambil amanah itu maka tunaikanlah walau terasa lelah dan membosankan. Tunaikanlah hingga lelah merasa lelah menyertaimu. Tunaikanlah hingga bosa merasa bosan menyertaimu. Yakinlah jika amanah terasa begitu berat maka amanah itulah yang membuat kuat pundak kita.

Anggaplah komitmen-komitmen yang sudah dibuat adalah latihan untuk komitmen kita sehidup-sesurga :)

KUA, 29 Sya'ban 1438 H
Yang masih belajar berkomitmen,
Bukhori Ahmad Muslim.
/