Minggu, 15 Januari 2017

Identitas Trigonimetri

Sementara ini, aku adalah cosec kuadrat lalu kamu menjadi cotan kuadrat sehingga aku tanpamu adalah satu (single).
cosec^2 A - cotan^2 A = 1
Juga masih sementara ini apabila kamu menjadi sec kuadrat aku menjadi tan kuadrat sehingga kamu tanpaku adalah satu (single).
sec^2 A - tan^2 A = 1
Akan datang pada waktunya aku menjadi kebalikanku yang dulu (sin kuadrat) dan kau juga (cos kuadrat) sehingga aku dan kamu adalah satu.
1/(cosec^2 A) = sin^2 A
1/(sec^2 A) = cos^2 A
_______________________+
sin^2 A + cos^2 A = 1
Oh iya, apakah kamu sadar sebenarnya sejak dulu kamu (cotan kuadrat) dan aku (tan kuadrat) juga dapat dipersatukan melalui perkalian?
cotan^2 A × tan^2 = 1
#MenolakLupa #Trigonometri

Sabtu, 14 Januari 2017

eF Ka (Part 3)

Mari kita lanjut kembali membahas perkuliahan di Prodi Kedokteran FK UNS. Sebelum membaca ini ada baiknya baca terlebih dahulu Part 1 dan Part 2.

SKILLS LAB
Tentunya dokter tidak sekadar mengetahui ilmu klinis saja, namun juga harus memiliki keterampilan klinis. Di sini mahasiswa belajar 'dokter-dokteran'. Belajar dari hal yang paling dasar, dari keterampilan komunikasi untuk sambung rasa (sambung rasa sama pasien aja bisa apalagi sama kamu, iya kamu. Wkwkwk), anamnesis (wawancara medis dokter terhadap pasien), antropometri (pengukuran tubuh), pemeriksaan tanda vital tubuh (seperti tekanan darah, frekuensi nadi, napas, dan suhu tubuh), pemeriksaan fisik yang meliputi abdomen (perut) dan thoraks (dada), cara mengisi rekam medis, lalu nanti akan semakin kompleks hingga seperti cara menjahit pasien, dsb.
Di sini, jadwal skills lab berurutan dengan jadwal diskusi tutorial. Jika jadwal tutorial pagi (7.50 - 9.30) maka jadwal skills lab siang (9.50 - 11.30). Begitu pula sebaliknya, jika jadwal tutorial siang maka jadwal skills lab pagi. Pembelajaran di skills lab terdiri dari kuliah pengantar, sesi terbimbing, dan responsi. Kuliah pengantar adalah kuliah yang disampaikan oleh dosen tentang materi yang akan dipelajari kepada mahasiswa satu kelas. Adapun sesi terbimbing adalah sesi pembelajaran perkelompok (kelompok skills lab sama dengan kelompok tutorial) yang akan dibimbing oleh dosen instruktur. Pada sesi ini mahasiswa sudah harus membuat buku rencana kerja (BRK). Apabila mahasiswa belum membuat BRK maka tidak diperkenankan untuk mengikuti sesi terbimbing ini dan dianggap tidak hadir. Kehadiran di skills lab harus 100%. Jika tidak memenuhi itu maka mahasiswa tidak diperbolehkan mengikuti ujian atau boleh mengikuti tapi nilainya E (0) untuk topik itu. Sesi terakhir adalah responsi. Responsi di sini bukan seperti responsi yang ada di lab lainnya. Responsi di sini tidak masuk nilai karena nilai skills lab murni dari ujian di akhir. Responsi skills lab adalah sesi mahasiswa memperagakan suatu keterampilan klinis di bawah supervisi (pengawasan) dosen dan disaksikan teman sekelompok atau mahasiswa saling berpasangan menjadi dokter-pasien bergantian. Mungkin lebih tepat namanya adalah responsi terbimbing.
Mahasiswa harus siap mencoba dan DICOBA. Dicoba maksudnya adalah menjadi objek percobaan keterampilan klinis temannya. Mungkin terdengar biasa saja, namun keterampilan pemeriksaan fisik yang meliputi abdomen dan thoraks memerlukan probandus (pasien-pasienan) yang melepas pakaian bagian atas. Mahasiswa laki-laki apalagi yang postur tubuhnya ideal harus merelakan badannya untuk menjadi bahan percobaan teman sekelompoknya. Dia harus merelakan badannya dibuka tanpa pakaian atas (masih menutup aurat), diraba dengan kulit ('dokter') bersentuhan langsung dengan kulit (probandus) tanpa penghalang apapun, diketuk, ditekan, dan didengarkan menggunakan stetoskop. Tentu semua ini demi pembelajaran.
Di sini, skills lab tidak termasuk dari bagian blok. Di tiap semester ada lima topik skills lab yang setiap topik berbobot 0,8 sks. Jadi, jika ditotal skills lab tiap semester normalnya 4 sks (0,8 dikali 5). Ujian skills lab adalah OSCE. Nilainya 100% murni dari OSCE.

OSCE
Objective Structured Clinical Examination. Ujian klinis secara objektif (?) dan terstruktur. Skills lab yang dipelajari selama satu semester akan ditentukan dalam OSCE yang beberapa menit saja. OSCE bisa dibilang adalah ujian praktek 'dokter-dokteran'. Mahasiswa dalam ujian ini layaknya seorang dokter menangani pasien sesuai skenario yang ada lalu dinilai oleh dosen yang tentunya asli dokter. Dosen menilai mahasiswa menggunakan checklist yang sudah dipublikasikan sebelumnya. Oleh karena itu, mahasiswa sudah mengetahui poin-poin apa saja yang harus dikuasai. Berikut contoh salah satu checklist di OSCE Semester 1.

Bentuk pelaksanaan OSCE adalah sebagai berikut. Mahasiswa perkelompok (12-13 orang) memasuki area skill lab. Setiap mahasiswa menempati satu ruangan. Apabila bel tanda station sudah selesai maka mahasiswa pindah ke ruangan sebelahnya entah dia dapat station istirahat atau dapat station ujian. Apabila mendapat station ujian maka sebelum masuk mahasiswa harus membaca soal yang di sebelah pintu terlebih dahulu.

Apabila mahasiswa tidak lulus salah satu topik OSCE (<70 atau di bawah B) maka akan dikenakan remidi. Berbeda dengan blok ataupun course, apabila remidi tidak lulus maka tidak bisa diulang di semester pendek namun harus diulang di tahun berikutnya.

FIELD LAB
Terjemahannya adalah laboratorium lapangan. Di sini mahasiswa mempraktikan ilmu dan keterampilannya langsung ke masyarakat. Mahasiswa perkelompok (kelompok field lab sama dengan kelompok diskusi tutorial dan skills lab) akan disebar ke berbagai penjuru puskesmas yang ada di sekitaran Eks-Karasidenan Surakarta (Solo Raya) yang meliputi Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Klaten, Boyolali, dan Wonogiri. Perpekan mahasiswa diberi jadwal satu hari penuh untuk melaksanakan kegiatan ini. Bisa dikatakan field lab adalah rekreasi bagi mahasiswa untuk berganti suasana kuliah yang berkutat di kampus.
Di setiap semester ada satu atau dua topik field lab. Field di tiap semester berbobot 2 sks. Apabila di satu semester ada satu topik maka topik itu bernilai 2 sks. Apabila pada satu semester ada dua topik maka tiap topik bernilai 1 sks. Field lab bukan bagian dari blok namun topik field lab sudah disesuaikan dengan blok dan skills lab yang sudah dipelajari. Sebagai contoh, saat topik field lab program pemantauan gizi balita dan ibu hamil yang membutuhkan keahlian antropometri ibu hamil dan balita dan pengetahuan tentang gizi buruk balita, mahasiswa sudah mempelajari hal itu di Skills Lab Antropometri dan di Blok Metabolisme, Nutrisi, dan Obat.
Alur pelaksanaan field lab diawali dengan kuliah pengantar lalu pretest (ujian) kemudian konsultasi pertama dengan dosen pembimbing lapangan (DPL). Setelah mahasiswa berkonsultasi dengan DPL, mahasiswa berkoordinasi dengan pihak puskesmas (kepala puskesmas dan dokter instruktur lapangan) untuk mengonfirmasi jadwal mereka di puskesmas. Mahasiswa diharuskan melaksanakan tiga kali lapangan dalam satu topik field lab. Mahasiswa akan dinilai untuk nilai lapangan oleh pihak puskesmas dengan checklist yang sudah disediakan oleh pihak field lab. Pada lapangan pertama mahasiswa menjelaskan kepada pihak puskesmas rencana mereka di lapangan kedua. Lapangan kedua adalah pelaksanaan sesuai topik. Hanya pada lapangan kedua DPL akan ikut membersamai mahasiswa. Sebagai contoh pelaksanaan lapangan kedua, pada topik pemantauan gizi balita dan ibu hamil mahasiswa terjun langsung ke posyandu binaan puskesmas mengukur berat badan, tinggi badan balita, dan lingkar lengan atas ibu hamil untuk menentukan status gizi mereka. Lapangan terakhir adalah lapangan ketiga di mana mahasiswa 'mempertanggungjawabkan perbuatannya' alias melaporkan kepada pihak puskesmas hasil kegiatan lapangan kedua. Sebelum lapangan ketiga mahasiswa harus sudah membuat laporan dan mengonsultasikan laporannya kepada DPL. Apabila laporan sudah disetujui oleh DPL maka laporan itu akan dipresentasikan ke pihak puskesmas. Pihak puskesmas berhak untuk meminta revisi apabila laporannya belum mereka setujui. Apabila laporan itu sudah disetujui maka dikumpulkan ke field lab. Selain laporan yang sudah ditandatangani pihak puskesmas, mahasiswa juga harus mengumpulkan berkas-berkas yang disediakan pihak field lab untuk diisi oleh pihak puskesmas seperti lembar penilaian, absensi, berita acara, dll. Setelah semua lapangan dan pengumpulan berkas usai, alur terakhir adalah post test (ujian tulis).
Nilai akhir field lab adalah 20% pretest + 60% nilai lapangan + 20% post test. Apabila nilai akhir belum mencapai 70 maka mahasiswa dikenakan remidi berupa ujian tulis. Apabila remidi belum lulus juga maka mahasiswa dipersilakan untuk mengambil topik itu di tahun berikutnya (tidak bisa diambil di semester padat).

COURSE
Course adalah pembelajaran yang tidak bisa dicapai melalui blok, skills lab, maupun field lab. Tidak di setiap semester ada course. Course yang sudah kulalui adalah Course Biomedik Dasar. Course ini berlangsung di sela-sela blok pertama dan awal-awal blok kedua. Course Biomedik Dasar terdiri dari tiga laboratorium: fisiologi, histologi, dan anatomi. Untuk di course ini, pembelajaran di lab tidak seperti di blok-blok yang lain. Pembelajaran di course ini adalah kuliah mendengarkan dosen dan belajar di lab. Sebagai contoh, pembelajaran di lab anatomi adalah melihat dan meraba secara langsung organ-organ manusia secara asli yang sudah diawetkan. Evaluasinya hanya responsi. Apabila belum lulus (<70) maka remidi. Apabila setelah dirata-ratakan dari tiga lab tadi lalu hasil rata-ratanya belum lulus maka mahasiswa dipersilakan mengambil course itu kembali di semester pendek.

Rabu, 04 Januari 2017

eF Ka (Part 2)

Melanjutkan posting yang kemarin, sekarang kita lanjut bahas sistem pembelajaran di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jadi mata kuliah terdiri dari blok, course, skills lab, dan field lab. Kuliah preklinik (sarjana kedokteran) di sini paling cepat dan normalnya adalah 3,5 tahun. 154 Satuan Kredit Semester (SKS) ditempuh dalam tujuh semester.
Jumlah mahasiswa di angkatanku adalah sekitar 240an dan hanya dibagi menjadi dua kelas. Setiap kelas diisi lebih dari 120 mahasiswa. Namun tiap kelas dibagi menjadi sepuluh kelompok yang tiap kelompoknya beranggotakan sekitar 12-13 mahasiswa. Kelompok itu akan menjadi kelompok untuk diskusi tutorial, skills lab, field lab, dan beberapa laboratorium.


BLOK
Blok biasanya berbobot empat sks dan ditempuh dalam waktu tiga pekan. Satu blok terdiri dari tiga skenario diskusi tutorial, beberapa kuliah penunjang, beberapa praktikum laboratorium. Di masa preklinik ini ada 27 blok yang akan ditempuh dalan tujuh semester. Tiap semesternya ada empat blok. Setiap usai dua blok akan diadakan ujian blok. Nilai blok didapat dari 60% nilai ujian blok + 20% nilai diskusi tutorial + 20% nilai laboratorium. Apabila mahasiswa belum lulus (<70 atau di bawah B) pada blok tertentu maka mahasiswa diberi kesempatan untuk remidi. Apabila remidi belum lulus juga maka mahasiswa dipersilakan untuk mengambil blok itu kembali di semester pendek yang diadakan di antara semester ganjil dan genap (bukan sebaliknya). Maksimal setiap sekali semester pendek mengambil dua mata kuliah (blok dan/atau course). Apabila hingga semester pendek terakhir masih ada yang belum lulus maka mahasiswa dipersilakan mengulang blok itu di semester padat VIII.

DISKUSI TUTORIAL
Pembelajaran di sini tidak mengandalkan kuliah yang sekadar mendengar dosen menyampaikan kuliah namun permbelajaran di sini adalah belajar berbasis penyelesaian masalah (problem based learning). Jadi nanti ada skenario yang akan didiskusikan oleh mahasiswa perkelompok didampingi oleh tutor (dosen). Tugas tutor adalah mengawasi diskusi agar mencapai learning objective (poin-poin yang harus dipelajari) dan menilai mahasiswa satupersatu dari diskusi tersebut.
Diskusi tutorial perpekannya ada dua pertemuan yang tiap pertemuannya adalah 100 menit. Pada pertemuan pertama mahasiswa masih boleh berdiskusi secara brainstorming (mengutarakan apa yang ada di benakmu tanpa evaluasi) dan menggunakan prior knowledge (pengetahuan yang sudah diketahui). Adapun di pertemuan kedua maka mahasiswa harus berbicara dengan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.


KULIAH PENUNJANG
Kuliah klasik, mahasiswa mendengarkan dosen membawakan kuliah. Dalam satu blok seingatku hanya ada belasan kuliah penunjang. Kuliah penunjang disampaikan oleh beberapa dosen sesuai keahlian dan spesialisasinya. Kuliah penunjang ini akan menjadi bahan untuk ujian blok.


LABORATORIUM
Ada banyak laboratorium yang ada di fakultas kedokteran, seperti laboratorium histologi, anatomi, fisiologi, farmakologi, biokimia, biomedik, biologi, mikrobiologi, patologi anatomi, fisika, dan mungkin masih ada lagi. Tiap blok mengandung beberapa lab tergantung bloknya.
Menjalani pembelajaran di lab tidak hanya praktikum saja, namun ada asistensi (penyampaian materi oleh asisten lab), pretest (ujian sebelum praktikum), post test (ujian setelah setiap praktikum), dan responsi (ujian di akhir pembelajaran di suatu lab). Tidak hanya itu saja, sebelum praktikum di beberapa lab praktikan (orang yang melakukan praktikum) sudah harus membuat buku rencana kerja/kegiatan dan setelah praktikum harus membuat laporan praktikum.
Seperti yang sudah dibahas di post sebelumnya, nilai minimal di program studi (prodi) kedokteran untuk lulus adalah 70. Apabila pretest dan/atau post test nilainya dibawah 70 maka akan dikenakan inhall. Inhall adalah hukuman atau bahasa halusnya penugasan sesuai labnya. Inhall tidak menjadikan nilai praktikan menjadi 70. Apabila inhall tidak dikerjakan maka praktikan tidak boleh mengikuti responsi. Itu mengapa inhall bisa disebut hukuman atau juga bisa disebut penyemangat belajar pretest dan/atau post test. Bentuk inhall sendiri antar lab ke lab yang lain tidak sama. Ada yang berupa penugasan resume materi tulis tangan atau diketik. Adapun responsi apabila tidak lulus (<70) maka akan praktikan akan mengikuti remedi. Remedi di prodi kedokteran adalah hal yang biasa.
Setiap lab mempunyai peraturan yang antara lab satu dengan yang lain belum tentu sama. Apabila peraturan lab dilanggar maka praktikan akan dikenakan refrat. Refrat adalah hukuman yang apabila tidak dikerjakan maka praktikan tidak boleh mengikuti responsi. Sama seperti dengan inhall, bentuk refrat antar lab ke lab yang lain tidak sama.


UJIAN BLOK
Setiap usai dua blok akan diadakan ujian blok. Ujian blok akan mengevaluasi apa yang sudah kita dapat dari suatu blok secara keseluruhan. Satu pekan khusus disediakan untuk satu ujian blok (namun terkadang pekan itu masih diwarnai oleh remedi responsi). Biasanya ujian blok adalah ujian yang terdiri dari delapan puluh soal pilihan ganda yang waktu pengerjaannya adalah seratus menit. Pada ujian blok tidak ditanya sekadar hafalan saja, namun juga analisis dan nalar. Berikut contoh soal di ujian blok:
21. Seorang perempuan mempunyai ayah penderita hemofilia tipe A dan ibu normal akan menikah dengan seorang laki laki normal. Bagaimanakah kemungkinan keturunannya menderita hemofilia tipe A?
A. Semua anak laki laki penderita hemofilia tipe A
B. Tidak ada anak yang berpeluang terkena hemofilia tipe A
C. 50% keturunan laki laki akan menderita hemofilia tipe A
D. Anak perempuan 50% hemofilia tipe A
E. Semua anak perempuan adalah pembawa gen hemofilia tipe A
(Ujian Blok Biologi Molekuler FK UNS 2016)
Soal ini harusnya masih bisa dijawab oleh siswa SMA/MA jurusan IPA. Apa hayo jawabanmu? Jawabannya C. Mari kita naik level.
75. Seorang laki-laki berusia 30 tahun bekerja di perusahaan asing datang ke dokter perusahaan untuk melakukan pemeriksaan medical check up. Hasil pemeriksaan fisik: BB/TB : 67 kg/ 160 cm, lingkar pinggang : 95 cm, dan tekanan darah : 140/100 mmHg. Pemeriksaan laboratorium darah didapatkan kadar trigliserida 252 mg/dL, gula darah puasa 150 mg/dL, HDL-kolesterol 35 mg/dL, dan asam urat 5 mg/dL. Apakah diagnosis yang paling tepat pada pasien di atas?
A. Hipertensi
B. Dislipidemia
C. Hiperurisemia
D. Diabetes Melitus
E. Sindroma Metabolik
(Ujian Blok Metabolisme, Nutrisi, dan Obat FK UNS 2016)
Apa hayo jawabannya? Setahuku E. CMIIW.
Soal ujian blok, responsi, dan sebagainya tidak boleh dibawa oleh mahasiswa setelah dikerjakan dan tidak boleh difoto. Namun untuk membantu belajar apabila remedi dan membantu adik tingkat, kami para mahasiswa dikoordinasi oleh angkatan menghafalkan soal dan pilihan jawaban. Nomor kursi ini menghafal soal ini, dst. Setelah ujian, soal yang sudah dihafal dikumpulkan ke pengurus angkatan. Setelah itu, soal-soal yang berhasil dihafal (apabila angkatan itu mengkehendaki) akan dibahas oleh tim pembahas soal angkatan itu.


BIAYA KULIAH
Biaya kuliah di prodi kedokteran apabila dibanding dengan prodi lain memang terkenal cukup mahal. Biaya kuliah di sini hanya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang besarnya disesuaikan dengan keadaan ekonomi keluarga mahasiswa. Di UNS setelah dinyatakan diterima, mahasiwa baru akan diberi dua pilihan: siap membayar UKT tertinggi atau mengunggah (upload) berkas-berkas yang diminta agar sistem UNS dapat menentukan besar UKT. 
Screenshot 12 Mei 2016

Apabila UKT yang ditentukan oleh sistem masih terasa terlalu mahal maka UNS menyediakan jadwal untuk sanggah (kecuali untuk jalur mandiri). Mahasiswa diminta untuk menggungah berkas-berkas dan menghadiri wawancara. Jalur masuk tidak mempengaruhi besaran UKT sekalipun jalur mandiri. Pada program sarjana/diploma tidak ada uang pangkal bahkan jalur mandiri sekalipun. Besaran UKT di angkatanku yang berhasil kudapatkan setelah menanyakan teman-teman angkatan FORNIX (nama angkatan 2016 untuk Prodi Kedokteran UNS) adalah berikut:
Rp6.750.000
Rp10.250.000
Rp13.750.000
Rp17.500.000
Rp19.500.000
Rp21.839.500

Adapun mahasiswa bidikmisi dibebaskan dari membayar UKT dan mendapat uang bulanan dari negara.


Pembahasan ini masih belum selesai. Tentu masih penasaran kan apa itu skills lab, field lab, dan lain-lainnya? Nantikan di posting selanjutnya!

DISCLAMER: Posting ini sepengetahuan penulis. Penulis terbuka jika ada yang ingin ditanyakan atau ada yang merasa tulisan ini tidak sesuai dengan kenyataan.

Selasa, 03 Januari 2017

eF Ka (Part 1)

Belum terbayang beberapa tahun yang lalu diriku sekarang berkuliah di fakultas kedokteran. Sungguh kita tidak tahu masa depan bagaimana. Dahulu yang terbayang di benak diriku adalah kuliah di fakultas yang banyak keluarga sudah pernah mengecap di sana. Ternyata tidak sama, yang kurasakan sekarang tidak seperti dengan cerita mereka. Oleh karena itu sekarang diriku ini mau berbagi apa yang sekarang kurasakan.
Sistem perkuliahan di program studi kedokteran di universitas-universitas yang ada di Indonesia tentu satu sama lain tidak persis sama. Nah, sekarang diriku ingin bercerita apa yang dirasakan dari sistem perkuliahan di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sebelum kita bahas sistem kuliah di FK, biasanya di dunia perkuliahan pada umumnya di awal semester mahasiswa akan menentukan rencana studinya untuk satu semester ke depan dengan mengisi kartu rencana studi (KRS). Yang kutahu di jurusan lain, apabila sudah mengambil mata kuliah yang ada dengan jadwal tertentu (contoh: Senin 7.50-9.30) maka selama satu semester jadwal kuliahnya sepanjang semester itu akan sesuai dengan jadwal mata kuliahnya (jadwal pekanan). Jadi bisa saja dia saat mengisi KRS memilih mata kuliah yang ada di hari yang dia inginkan (sesuai persediaan) sehingga hari tertentu dia libur (tidak ada jadwal kuliah).
Nah berbeda dengan jurusanku, mata kuliahnya bukanlah terjadwal pekanan jadi tidak ada jadwal pekanan yang tetap. Setiap pekan akan terus ada jadwal baru. Sistem perkuliahan di sini adalah blok. Jadi dalam satu blok kita belajar topik tertentu dengan pembahasan dari pelbagai disiplin ilmu. Contohnya blok syaraf (padahal diriku belum sampai situ hehe), kita akan belajar struktur anatomisnya, struktur jaringannya (histologi), cara kerjanya (fisiologi), penyakit-penyakitnya (patologi), obat-obatan yang terkait (farmakologi), dan masih banyak lagi tergantung sedang membahas blok apa. Satu blok terdiri dari 3 skenario tutorial, beberapa kuliah penunjang, beberapa praktikum di laboratorium (tergantung blok apa), dan ditempuh dalam waktu tiga pekan. Setiap usai dua blok maka akan diadakan ujian blok (UB) selama dua pekan. Hal itu berulang hingga persemester selesai empat blok.
Perkuliahan tidak hanya ditempuh dari blok saja, namun juga dari course, skills lab, dan field lab. Lanjut bahas di post selanjutnya ya!
/