Sabtu, 14 Januari 2017

eF Ka (Part 3)

Mari kita lanjut kembali membahas perkuliahan di Prodi Kedokteran FK UNS. Sebelum membaca ini ada baiknya baca terlebih dahulu Part 1 dan Part 2.

SKILLS LAB
Tentunya dokter tidak sekadar mengetahui ilmu klinis saja, namun juga harus memiliki keterampilan klinis. Di sini mahasiswa belajar 'dokter-dokteran'. Belajar dari hal yang paling dasar, dari keterampilan komunikasi untuk sambung rasa (sambung rasa sama pasien aja bisa apalagi sama kamu, iya kamu. Wkwkwk), anamnesis (wawancara medis dokter terhadap pasien), antropometri (pengukuran tubuh), pemeriksaan tanda vital tubuh (seperti tekanan darah, frekuensi nadi, napas, dan suhu tubuh), pemeriksaan fisik yang meliputi abdomen (perut) dan thoraks (dada), cara mengisi rekam medis, lalu nanti akan semakin kompleks hingga seperti cara menjahit pasien, dsb.
Di sini, jadwal skills lab berurutan dengan jadwal diskusi tutorial. Jika jadwal tutorial pagi (7.50 - 9.30) maka jadwal skills lab siang (9.50 - 11.30). Begitu pula sebaliknya, jika jadwal tutorial siang maka jadwal skills lab pagi. Pembelajaran di skills lab terdiri dari kuliah pengantar, sesi terbimbing, dan responsi. Kuliah pengantar adalah kuliah yang disampaikan oleh dosen tentang materi yang akan dipelajari kepada mahasiswa satu kelas. Adapun sesi terbimbing adalah sesi pembelajaran perkelompok (kelompok skills lab sama dengan kelompok tutorial) yang akan dibimbing oleh dosen instruktur. Pada sesi ini mahasiswa sudah harus membuat buku rencana kerja (BRK). Apabila mahasiswa belum membuat BRK maka tidak diperkenankan untuk mengikuti sesi terbimbing ini dan dianggap tidak hadir. Kehadiran di skills lab harus 100%. Jika tidak memenuhi itu maka mahasiswa tidak diperbolehkan mengikuti ujian atau boleh mengikuti tapi nilainya E (0) untuk topik itu. Sesi terakhir adalah responsi. Responsi di sini bukan seperti responsi yang ada di lab lainnya. Responsi di sini tidak masuk nilai karena nilai skills lab murni dari ujian di akhir. Responsi skills lab adalah sesi mahasiswa memperagakan suatu keterampilan klinis di bawah supervisi (pengawasan) dosen dan disaksikan teman sekelompok atau mahasiswa saling berpasangan menjadi dokter-pasien bergantian. Mungkin lebih tepat namanya adalah responsi terbimbing.
Mahasiswa harus siap mencoba dan DICOBA. Dicoba maksudnya adalah menjadi objek percobaan keterampilan klinis temannya. Mungkin terdengar biasa saja, namun keterampilan pemeriksaan fisik yang meliputi abdomen dan thoraks memerlukan probandus (pasien-pasienan) yang melepas pakaian bagian atas. Mahasiswa laki-laki apalagi yang postur tubuhnya ideal harus merelakan badannya untuk menjadi bahan percobaan teman sekelompoknya. Dia harus merelakan badannya dibuka tanpa pakaian atas (masih menutup aurat), diraba dengan kulit ('dokter') bersentuhan langsung dengan kulit (probandus) tanpa penghalang apapun, diketuk, ditekan, dan didengarkan menggunakan stetoskop. Tentu semua ini demi pembelajaran.
Di sini, skills lab tidak termasuk dari bagian blok. Di tiap semester ada lima topik skills lab yang setiap topik berbobot 0,8 sks. Jadi, jika ditotal skills lab tiap semester normalnya 4 sks (0,8 dikali 5). Ujian skills lab adalah OSCE. Nilainya 100% murni dari OSCE.

OSCE
Objective Structured Clinical Examination. Ujian klinis secara objektif (?) dan terstruktur. Skills lab yang dipelajari selama satu semester akan ditentukan dalam OSCE yang beberapa menit saja. OSCE bisa dibilang adalah ujian praktek 'dokter-dokteran'. Mahasiswa dalam ujian ini layaknya seorang dokter menangani pasien sesuai skenario yang ada lalu dinilai oleh dosen yang tentunya asli dokter. Dosen menilai mahasiswa menggunakan checklist yang sudah dipublikasikan sebelumnya. Oleh karena itu, mahasiswa sudah mengetahui poin-poin apa saja yang harus dikuasai. Berikut contoh salah satu checklist di OSCE Semester 1.

Bentuk pelaksanaan OSCE adalah sebagai berikut. Mahasiswa perkelompok (12-13 orang) memasuki area skill lab. Setiap mahasiswa menempati satu ruangan. Apabila bel tanda station sudah selesai maka mahasiswa pindah ke ruangan sebelahnya entah dia dapat station istirahat atau dapat station ujian. Apabila mendapat station ujian maka sebelum masuk mahasiswa harus membaca soal yang di sebelah pintu terlebih dahulu.

Apabila mahasiswa tidak lulus salah satu topik OSCE (<70 atau di bawah B) maka akan dikenakan remidi. Berbeda dengan blok ataupun course, apabila remidi tidak lulus maka tidak bisa diulang di semester pendek namun harus diulang di tahun berikutnya.

FIELD LAB
Terjemahannya adalah laboratorium lapangan. Di sini mahasiswa mempraktikan ilmu dan keterampilannya langsung ke masyarakat. Mahasiswa perkelompok (kelompok field lab sama dengan kelompok diskusi tutorial dan skills lab) akan disebar ke berbagai penjuru puskesmas yang ada di sekitaran Eks-Karasidenan Surakarta (Solo Raya) yang meliputi Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Klaten, Boyolali, dan Wonogiri. Perpekan mahasiswa diberi jadwal satu hari penuh untuk melaksanakan kegiatan ini. Bisa dikatakan field lab adalah rekreasi bagi mahasiswa untuk berganti suasana kuliah yang berkutat di kampus.
Di setiap semester ada satu atau dua topik field lab. Field di tiap semester berbobot 2 sks. Apabila di satu semester ada satu topik maka topik itu bernilai 2 sks. Apabila pada satu semester ada dua topik maka tiap topik bernilai 1 sks. Field lab bukan bagian dari blok namun topik field lab sudah disesuaikan dengan blok dan skills lab yang sudah dipelajari. Sebagai contoh, saat topik field lab program pemantauan gizi balita dan ibu hamil yang membutuhkan keahlian antropometri ibu hamil dan balita dan pengetahuan tentang gizi buruk balita, mahasiswa sudah mempelajari hal itu di Skills Lab Antropometri dan di Blok Metabolisme, Nutrisi, dan Obat.
Alur pelaksanaan field lab diawali dengan kuliah pengantar lalu pretest (ujian) kemudian konsultasi pertama dengan dosen pembimbing lapangan (DPL). Setelah mahasiswa berkonsultasi dengan DPL, mahasiswa berkoordinasi dengan pihak puskesmas (kepala puskesmas dan dokter instruktur lapangan) untuk mengonfirmasi jadwal mereka di puskesmas. Mahasiswa diharuskan melaksanakan tiga kali lapangan dalam satu topik field lab. Mahasiswa akan dinilai untuk nilai lapangan oleh pihak puskesmas dengan checklist yang sudah disediakan oleh pihak field lab. Pada lapangan pertama mahasiswa menjelaskan kepada pihak puskesmas rencana mereka di lapangan kedua. Lapangan kedua adalah pelaksanaan sesuai topik. Hanya pada lapangan kedua DPL akan ikut membersamai mahasiswa. Sebagai contoh pelaksanaan lapangan kedua, pada topik pemantauan gizi balita dan ibu hamil mahasiswa terjun langsung ke posyandu binaan puskesmas mengukur berat badan, tinggi badan balita, dan lingkar lengan atas ibu hamil untuk menentukan status gizi mereka. Lapangan terakhir adalah lapangan ketiga di mana mahasiswa 'mempertanggungjawabkan perbuatannya' alias melaporkan kepada pihak puskesmas hasil kegiatan lapangan kedua. Sebelum lapangan ketiga mahasiswa harus sudah membuat laporan dan mengonsultasikan laporannya kepada DPL. Apabila laporan sudah disetujui oleh DPL maka laporan itu akan dipresentasikan ke pihak puskesmas. Pihak puskesmas berhak untuk meminta revisi apabila laporannya belum mereka setujui. Apabila laporan itu sudah disetujui maka dikumpulkan ke field lab. Selain laporan yang sudah ditandatangani pihak puskesmas, mahasiswa juga harus mengumpulkan berkas-berkas yang disediakan pihak field lab untuk diisi oleh pihak puskesmas seperti lembar penilaian, absensi, berita acara, dll. Setelah semua lapangan dan pengumpulan berkas usai, alur terakhir adalah post test (ujian tulis).
Nilai akhir field lab adalah 20% pretest + 60% nilai lapangan + 20% post test. Apabila nilai akhir belum mencapai 70 maka mahasiswa dikenakan remidi berupa ujian tulis. Apabila remidi belum lulus juga maka mahasiswa dipersilakan untuk mengambil topik itu di tahun berikutnya (tidak bisa diambil di semester padat).

COURSE
Course adalah pembelajaran yang tidak bisa dicapai melalui blok, skills lab, maupun field lab. Tidak di setiap semester ada course. Course yang sudah kulalui adalah Course Biomedik Dasar. Course ini berlangsung di sela-sela blok pertama dan awal-awal blok kedua. Course Biomedik Dasar terdiri dari tiga laboratorium: fisiologi, histologi, dan anatomi. Untuk di course ini, pembelajaran di lab tidak seperti di blok-blok yang lain. Pembelajaran di course ini adalah kuliah mendengarkan dosen dan belajar di lab. Sebagai contoh, pembelajaran di lab anatomi adalah melihat dan meraba secara langsung organ-organ manusia secara asli yang sudah diawetkan. Evaluasinya hanya responsi. Apabila belum lulus (<70) maka remidi. Apabila setelah dirata-ratakan dari tiga lab tadi lalu hasil rata-ratanya belum lulus maka mahasiswa dipersilakan mengambil course itu kembali di semester pendek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

/