"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an," (QS. Al-Baqarah (2) : 185)
Tak terasa malam ini adalah malam terakhir bulan Sya'ban dan maghrib esok hari sudah masuk bulan Ramadan. Pernahkah terpikir mengapa pada ayat ini (2:185) Allah memilih diksi (pilihan kata) Al-Quran padahal Al-Quran sendiri memiliki banyak nama dan pilihan kata seperti Al-Kitab (contoh paling mudahnya di 2:2), Al-Furqon (buka saja awal surat Al-Furqon), dan masih banyak lagi. Pernahkah kita men-tadabbur-i ayat ini?
Allah menggunakan diksi 'Al-Qur'an' alih-alih Al-Kitab (buku), Al-Furqon (pembeda), Al-Huda (petunjuk), atau yang lainnya pada ayat ini bukanlah tanpa hikmah. Mari kita kaji kembali ke arti secara bahasa. Al-Qur'an secara harfiah/bahasa adalah bacaan. Seakan ini isyarat bahwa pada bulan Ramadan adalah waktu yang sangat dianjurkan untuk membaca, membaca Al-Qur'an tentunya.
Para pendahulu kita sudah memberi banyak teladan yang sangat keren dalam memperbanyak tilawah Al-Qur'an di bulan Ramadan. Sebut saja Imam Asy-Syafi'i rahimahullah mengkhatamkan Al-Qur'an ENAM PULUH (60) kali di bulan Ramadan. Juga ada Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu yang SETIAP HARINYA khatam Al-Qur'an di bulan Ramadan.
Lalu pertanyaannya, bagaimana dengan kita? :(
Sudahkah kita memiliki target berapa kali khatam tilawah Al-Qur'an pada Ramadan kali ini? Yuk di Ramadan tahun ini kita khatam tilawah Al-Qur'an minimal banget sekalii aja kalau bisa lebih dari itu :)
Siapa yang tahu barangkali ini Ramadan terakhir dalam hidup kita?
"Maka tidakkah mereka menghayati (tadabbur) Al-Qur'an ataukah hati mereka sudah terkunci?" (QS. Muhammad (47) : 24)
KUA, 25 Mei 2017 M malam 30 Sya'ban 1437 H
Bukhori Ahmad Muslim