Nabi pernah bersabda, "Ada dua nikmat yang banyak manusia melalaikannya: kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhori)
Beranjak dari sabdanya, mari kita renungkan dan evaluasi liburan kita yang sudah berlalu. Apakah nikmat waktu luang yang pernah ada sudah kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya? Apa kabar rencana mencicil belajar sebelum masuk semester genap? Apa yang kita lakukan saat liburan jika dibandingkan dengan apa yang kita lakukan saat hari-hari kuliah?
Setelah saya renungkan, untuk jiwa yang masih belum dewasa ini dan ingin terus belajar untuk lebih dewasa, liburan bisa menjadi sebuah penyesalan dan rutinitas kuliah adalah realita yang patut disyukuri. Rutinitas mungkin hal yang membosankan dan menjenuhkan. Namun, dengan rutinitas yang ada kita lebih mudah untuk produktif dan terus berkarya.
Saya teringat wejangan guru saya saat dulu saya masih menginjak bangku SMP, "Jangan beri pekerjaan ke orang menganggur tapi beri saja pekerjaan ke orang sibuk." Sekilas hal itu terdengar aneh, namun hal itu terasa sangat benar saat saya di masa liburan yang 'gabut' (gaji buta). Banyak rencana yang seharusnya terlaksana mengingat luangnya waktu namun hal itu hanya sekadar menjadi rencana karena terlenanya diri dengan kekosongan yang ada. Justru saat sudah masuk rutinitas rencana-rencana lebih mudah terlaksana.
Tentu rutinitas setelah lama dijalani akan terasa jenuh dan produktivitas akan turun. Oleh karena itu kita perlu yang namanya berhenti sejenak dari rutinitas. Bisa dengan piknik, liburan, wisata, dll. Namun yang perlu diingat jangan sampai waktu berhenti dari rutinitas terlalu panjang, yang kita butuh secukupnya saja agar bisa menghadapi rutinitas selanjutnya.
Alangkah indahnya hidup apabila kita bisa masuk ke dalam rutinitas yang membuat kita produktif. Alangkah menyesalnya hidup apabila kita menganggur dan mandul dalam berkarya.
MTQ Isy Karima, 16 Februari 2017